STRATEGI PRAMUKA DALAM MEMBENTUK KARAKTER
STRATEGI GERAKAN PRAMUKA DALAM MEMBENTUK KARAKTER GENERASI MUDA
1. Mengembangkan pembina dan instruktur yang memiliki moralitas, keteladanan dan kompetensi yang dibutuhkan anak didik.
Program Prioritas:
a. Merumuskan kompetensi, sertifikasi, konsep pelatihan dan penghragaan terhadap Pembina dan Instruktur
Kompetensi yang dirumuskan adalah kompetensi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Kompetensi yang dirumuskan itu terdiri dari kompetensi umum dan kompetensi khusus pada keterampilan tertentu. Kompetensi khusus pada keterampilan tertentu disesuaikan dengan TKK yang ada. Kompetensi ini harus terukur dan diakui. Pengukuran dan pengakuan kompetensi ini melalui sertifikasi. Sarana dalam mencapai kompetensi tersebut dengan diadakan diklat berjenjang. Sedangkan penghargaan diperuntukan kepada Pembina dan Instruktur yang memiliki prestasi.
b. Pelatihan khusus tentang pentingnya keteladanan, moralitas dan kompetensi terhadap pembentukan karakter peserta didik.
c. Pelatihan daya kreativitas, inovasi serta memperbanyak forum sharing.
Daya kreativitas dan inovasi menjadi sangat penting dimiliki oleh para pembina dan instruktur agar mereka mampu senantiasa menciptakan kreasi-kreasi baru dalam melakukan pendidikan kepada peserta didik sehingga kegiatan Kepramukaan tidak monoton dan menarik. Sedangkan Forum diskusi dimaksutkan untuk saling tukar wawasan dan pengetahuan dalam melakukan pembinaan terhadap peserta didik sehingga terjadi transfer pengetahuan. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk saling melengkapi kelemahan gudep dengan kelebihan gudep lain. Kegiatan ini juga bermanfaat dalam memberikan solusi bersama dalam menghadapi permasalahan-permasalahan digudepnya.
2. Mengembangkan peserta didik menjadi generasi unggul yaitu generasi yang memiliki moralitas, berdaya manfaat, keteladanan dan kepemimpinan, berpikir strategis, memiliki manajemen diri dan memiliki kompetensi sesuai dengan perkembangan zaman.
Program Prioritas:
a. Merumuskan konsep Pembina Profesional dalam mendukung pembentukan karakter.
Pembina profesional adalah pembina eksternal yang dipilih oleh Gerakan Pramuka dalam melakukan pembinaan terhadap karakter atau keterampilan khusus.
b. Menciptakan mindset, pengetahuan dan pemahaman pribadi unggul kepada peserta didik.
Hal yang cukup penting dalam membentuk karakter adalah merubah paradigma/konsep berpikir. Jadi pola pikirnya harus diubah. Salah satu kegiatan praktis dalam merubah pola pikir tersebut adalah dengan memberikan banyak pengetahuan dan pemahaman. Misalnya untuk menghidarkan peserta didik dari narkoba maka diadakan sosialisasi dampak penggunaan narkoba, untuk menghindarkan diri dari merokok maka disosialisasikan penyakit yang ada dalam rokok, untuk menghindarkan anak didik dari film porno maka disosialisasikan dampak psikologis dan fisiknya. Semakin banyak sosialisasi maka peserta didik semakin tahu, paham kemudian terinternalisasi dalam pola pikir, sikap dan perilaku.
c. Internalisasi karakter dengan permodelan.
Sebuah model/teladan mampu memberikan inspirasi kepada para generasi muda. Sebagai contoh kegiatan praktis misalnya untuk memberikan motivasi atau dorongan untuk berwirausaha kepada peserta didik maka Gerakan Pramuka mengundang seorang wirausahawan sukses untuk bercerita suka duka dalam berwirausaha atau memberikan kiat-kiat sukses dalam berwirausaha. Model-model lain berbagai kompetensi yang berguna bagi generasi muda dapat dikebangkan oleh Gerakan Pramuka.
d. Membentuk Tim Pemikir Strategis.
Tim pemikir strategis ini diarahkan untuk melibatkan generasi muda dalam menganalisis fenomena-fenomena global yang terjadi, memiliki daya sensitivitas terhadap pergerakan globalisasi, memiliki kemampuan dalam mempelajari keadaan dan memprediksikan sesuatu yang akan terjadi serta memiiki kemampuan dalam memerikan solusi terhadap permasalahan bangsa. Tidak peserta didik dipercaya dalam tim ini, hanya peserta didik yang memiliki kompetensi saja.
3. Mengembangkan kurikulum yang menarik, adaptif dan solutif bagi generasi muda;
a. Merumuskan kompetensi dan sertifikasi kompetensi kerja
Indonesia memiliki sumber daya manusia yang potensial. Jika bisa diberikan pendidikan dengan baik dan benar, maka tidak mustahil bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang maju lebih cepat. Akan tetapi jika potensi SDM ini tidak dikelola dengan taktis, yang akan di tuai di masa depan justru sebuah bencana. Salah satu bencana akibat salah asuh terhadap kelompok usia produktif adalah demographic disaster. Demographic disaster, terjadi saat kelompok usia muda yang produktif (15-34 tahun) jumlahnya melesat cepat di dekade ini, melebihi kelompok usia lainnya. Apabila tidak diiringi dengan pertambahan jumlah lapangan kerja dan peningkatan kompetensi SDM, bisa dibayangkan betapa rawannya kondisi sosial ekonomi bangsa kelak. Jangan sampai usia produktif bangsa ini yang melimpah bukan berdampak positif malah menjadi beban bagi bangsa. Oleh karena itu Gerakan Pramuka harus mampu memberikan solusi terhadap masalah ini. Salah satu solusinya dalam mengatasi pengangguran adalah dengan membuat program “Job Creation”. Target dari program ini adalah setiap anggota pramuka memiliki keahlian yang dapat digunakan pada waktunya untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Konsep praktisnya Gerakan Pramuka merumuskan TKK sesuai dengan keterampilan kerja misalnya TKK program komputer, TKK desain grafis, TKK bahasa Jepang, TKK kewirausahaan kerajian, TKK kewirausahaan makanan kecil, TKK manajemen dan sebagainya. Program ini selain memberikan solusi terhadap pengangguran generasi muda di Indonesia juga akan memiliki daya tarik bagi para generasi muda untuk bergabung dan Gerakan Pramuka. Sedangkan Sertifikasi kompetensi kerja ini adalah sebagai bukti bahwa peserta didik telah menyelesaikan kompetensi kerja yang diikuti. Sertifikasi kompetensi kerja ini diakusi oleh stakeholder sebagai bahan pendukung dalam mendapatkan pekerjaan.
b. Melakukan revisi terhadap SKU dan TKK sesuai dengan perkembangan zaman
Perkebangan teknologi informasi yang sangat cepat, setiap bangsa dituntut untuk beradaptasi secara cepat pula. Oleh karena itu SKU perlu ditinjau ulang. Beberapa unsur penting hendaknya ada dalam SKU diantaranya materi manajemen diri misalnya kemampuan dalam manajemen waktu, kemampuan dalam manajemen konflik, kemampuan dalam membuat keputusan, kemampuan dalam memimpin, kemampuan dalam menciptakan kreativitas dan inovasi, kemampuan dalam bernegosiasi dan lobby, kemampuan dalam presentasi dan semua materi pengembangan diri yang lain yang tidak didapatkan dibangku sekolah tetapi sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu perlu juga materi tentang wawasan kebangsaan dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu senjata yang seharusnya menjadi andalan Gerakan Pramuka dalam menarik generasi muda untuk bergabung dengan Gerakan Pramuka adalah melalui TKK. Senjata TKK agar menarik generasi muda harus mengunakan peluru yang sesuai dengan perkembangan generasi muda tersebut. TKK yang kemungkinan besar mampu menarik minat Generasi Muda adalah TKK Membuat Robot, TKK membuat rudal air, TKK mesin industri, TKK budi daya kerang, TKK membuat website, TKK desain grafis dan yang lain.
4. Mengembangkan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, menarik, dan menyenangkan.
Program Prioritas:
a. Merumuskan sebuah pedoman model pembelajaran yang aktif, kreatif, menarik dan menyenangkan.
Perumusan pedoman model pembelajaran yang aktif, kreatif, menarik dan menyenangkan melibatkan semua unsur yang berkaitan baik dalam internal Gerakan Pramuka ataupun pihak eksternal. Gerakan Pramuka dapat berdiskusi dengan lembaga-lembaga training SDM atau lembaga sejenisnya.
b. Senantiasa memperbaruhi metode pembelajara secara rutin.
Pembaharuan metode pembelajaran dilakukan secara rutin misalnya melalui Focus Group Discussion para pembina dan instruktur, sharing pengetahuan, presetansi model pembelajaran dari pihak ketiga dan studi banding.
5. Menciptakan lingkungan internal dan eksternal yang mendukung dan kondusif.
Program Prioritas:
a. Membudayakan saling mengingatkan, mengkontrol, tradisi belajar utama (membaca, menulis, berdiskusi, meneliti dan berkreasi).
Tradisi saling mengingatkan dan mengontrol adalah untuk saling menjaga antara pembina dengan pembina, antara pembina dan peserta didik dan antara peserta didik untuk saling mengingatkan dalam perbuatan baik dan saling mengontrol ketika hendak melakukan perbuatan tidak baik sedangkan tradisi belajar yang meliputi tradisi membaca, tradisi menulis, tradisi berdiskusi, tradisi meneliti dan tradisi berkreasi adalah tradisi dasar dan merupakan modal utama dalam membangun kompetensi bangsa. Bangsa yang memiliki kelima tradisi ini maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang unggul. Beberapa cara dalam menumbuhkan tradisi membaca diantaranya dengan membangun perpustakaan disetiap gudep, pembelajaran di perpustakaan dan penugasan membaca. Tradisi menulis bisa dilakukan dengan perlombaan membuat tulisan, mengadakan mading, majalah atau koran di gudep. Tradisi berdiskusi dapat berbagai macam musyawarah dan memberikan pemahaman tentang etika dalam berdiskusi. Tradisi meneliti bisa praktikan dengan adanya perlombaan, presentasi hasil penelitian, ataupun kegiatan penelitian lapangan. Sedangkan tradisi berkreasi dapat dipraktikan dengan cara membuat logo, desain, karya hasta, dan sebagainya. b. Sosialisasi terhadap orang tua dan masyarakat akan urgensi keberadaan Gerakan Pramuka dalam memberi solusi permasalahan pemuda.
Peranan Gerakan Pramuka dalam membentuk karakter generasi muda akan jauh lebih efektif peranannya jika didukung sepenuhnya oleh orang tua dan masyarakat. Sosialisasi tersebut bertujuan untuk merubah paradigma, pengetahuan dan pemahaman akan kegiatan keprmukaan. Hal yang sangat penting sebelum melakukan sosialisasi adalah Gerakan Pramuka harus memiliki konsep daya tarik Pramuka yang telah diteliti secara ilmiah.
c. Kerjasama dengan instansi pemerintah dan media
Pendidikan karakter akan lebih cepat tercapai jika semua elemen bangsa bersama-sama secara simultan melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, sangatlah penting dalam membangun kerjasama dengan instansi-instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Kegiatan praktisnya misalnya membentuk satuan karya di intansi pemerintah. Peran media sangat penting dalam memberikan citra yang positif di kalangan generasi muda di Indonesia. Kegiatan praktisnya antara lain membuat film, sinetron kepramukaan, penanyangan kegiatan-kegiatan kepramukaan serta penayangan kader-kader prestatif anggota pramuka. Media sangat penting dalam mempengaruhi pola pikir generasi muda sehingga generasi muda meneladani pramuka dan tertarik mengikuti kegiatan kepramukaan.
Komentar
Posting Komentar